Sepak terjang pimpinan Al Qaeda Osama bin Laden berakhir. Buruan nomor satu Amerika Serikat tewas di sebuah apartemen mewah di Abbottabad, Pakistan, 1 Mei silam. Disebut-sebut di lokasi kejadian terjadi tembak-menembak selam 40 menit antara pasukan komando AS dan sang gembong teroris internasional.
Tewasnya Osama memicu sejumlah harapan. Mantan PM Prancis Dominique de Villepin berharap perang terhadap terorisme tidak dicampuradukkan menjadi perang melawan Islam. Sementara pengamat teroris Al Chaidar menilai, jaringan teroris setelah kematian Osama tak akan berhenti. "Selama agenda-agenda jihad terus direspons, akan ada terus," jelas Chaidar saat berbincang di tayangan Barometer, Rabu (4/5).
Wawan Purwanto, pengamat intelijen yang turut hadir di Barometer pun berpendapat serupa. Akan ada penerus setelah terbunuhnya Osama. Hanya saja menurut Chaidar, kekuatan jaringan Al Qaeda sedikit melemah. Beberapa faktor yang memicu kelemahan itu di antaranya terputusnya jaringan finansial dan fatwa.
Penerus Osama kuat dugaan adalah sosok yang setia mendampingi pimpinan Al Qaeda, yakni Ayman al-Zawahiri. Pria berkacamata dan berjanggut panjang itu dikenal sebagai dokter dan ahli bedah kelahiran Mesir. Dialah orang kedua Osama.
Kematian Osama langsung menjadi topik terkemuka hampir semua media di dunia, sejak awal pekan ini. Penangkapan terhadap Osama merupakan hasil perburuan selama hampir satu dekade. Osama menjadi target AS sejak peristiwa 11 September 2001 yang menghancurkan Menara Kembar World Trade Center di New York dan Gedung Pentagon, AS. Ribuan orang tewas.
November silam, persembunyian putra Mohammed bin Awad bin Laden itu ditemukan. Bangunan berpagar lima meter lengkap dengan kawat duri dan dua gerbang keamanan. Tak ada jaringan telepon atau internet masuk ke rumah ini. Dalam penyerangan itu seorang putra Osama juga tewas bersama tiga orang lain. Kematian Osama diumumkan secara langsung Presiden AS Barack Obama.
Pengumuman kematian Osama disambut gembira rakyat AS. Sorak-sorai berkumandang dari ratusan warga AS di luar Gedung Putih dan juga di Times Square, New York. Berbeda dengan warga Irak. Reaksi warga lebih dingin. Irak memang pernah diisukan punya kedekatan dengan Al Qaeda dan pemimpinnya Osama. Hal ini pula salah satu alasan pemerintah AS menginvasi Irak saat dipimpin Presiden Saddam Hussein.
Dunia internasional juga bereaksi atas kematian Osama. Tengok saja di Inggris. Perdana Menteri David Cameron menyatakan, Osama adalah dalang atas ribuan kematian orang dari berbagai agama di seluruh dunia. Cameron berterima kasih pada Obama yang telah memerintahkan penangkapan terhadap Osama.
Sementara Perdana Menteri Australia Julia Gillard memperingatkan, Al Qaeda belum tamat. Gillard meminta pasukan internasional tetap bertahan di Afghanistan untuk memberangus terorisme meski Osama tewas. Mantan PM Australia John Howard juga menyambut kematian Osama sebagai keadilan bagi para korban pengeboman di AS dan Bali.
Di sisi lain kematian Osama menimbulkan sejumlah keraguan. Mulai dari beredarnya foto jasad Osama yang dianggap rekayasa sampai hasil tes DNA yang dianggap begitu cepat. Hal lain yang menimbulkan kontroversi yakni keputusan AS menenggelamkan mayat Osama di Laut Arab dari kapal induk AS.
Osama lahir di Riyadh, Arab Saudi, 54 tahun silam. Ia adalah anak sulung dari keluarga pengusaha kaya yang bergerak di bidang jasa konstruksi. Keluarga besarnya juga ada yang tinggal di Amerika Serikat, bahkan memberikan sumbangan dan beasiswa di Universitas Harvard.
Dalam keseharian, Osama terdidik dalam lingkungan agama yang keras. Seiring jalannya waktu ia menjadi radikal saat terjadi pendudukan Uni Soviet di Afghanistan pada 1979. Osama kemudian bergabung bersama para pejuang Afghanistan atau para mujahidin di Afghanistan yang didukung AS dan Arab Saudi untuk melawan pendudukan Soviet.
Selang beberapa lama, Osama kembali ke Arab Saudi setelah Soviet meninggalkan Afghanistan pada 1989. Tapi Osama kemudian berubah sikap saat Irak menginvasi Kuwait pada 1991. Kala itu pemerintah Arab Saudi mengizinkan tentara Negeri Adidaya berada di Arab Saudi.
Osama bin Laden bersama jaringannya kemudian menggelar sejumlah aksi teror. Di antaranya serbuan ke kedutaan AS di Kenya dan Tanzania pada 1998. Dua tahun kemudian serangan ke kapal perang AS yakni USS Cole di Pelabuhan Yaman. Sebanyak 17 awak kapal tewas. Puncaknya adalah serangan ke Menara WTC.
Azyumardi Azra, cendekiawan muslim yang turut hadir dalam perbincangan menegaskan, tindakan Osama dan jaringannya serta pelaku teroris lain bukan bentuk jihad. Karena Islam, menurut Azyumardi, tak mengajarkan untuk membunuh diri sendiri atau orang lain. "Itu bukan jihad tapi teror," kata mantan Rektor UIN.
Dalam hal ini Azyumardi meminta mahasiswa kritis, tidak ikut mengebom. Bagi pria kelahiran Lubuk Alung, Sumatra Barat, 4 Maret 1955 menuntut ilmu dan mencari nafkah buat keluarga juga bagian dari jihad.
Sementara Kepala Bagian Penerangan Umum Komisaris Besar Polisi Boy Rafli Amar berharap bisa bersinergi dengan baik bersama masyarakat. Tujuannya tak lain untuk mempersempit ruang gerak pelaku teroris. Dia memprediksi kematian Osama tak berpengaruh pada berhentinya tindakan terorisme. Karena akan muncul orang-orang yang tak senang terhadap kejadian ini. "Ketidaksenangan ini harus kita pantau, kita awasi.(liputan6)
Babak Baru Setelah Osama Tewas
Posted by Togok Emerald
Posted on 02.49
with No comments
Written by : UltraDN - About Me
ultradn.blogspot.com sebuah situs media informasi yang membahas seputar dunia hiburan, selebritis, teknologi, kesehatan, olahraga dan berita lainya yang di ambil dari berbagai sumber.
Join Me On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for visiting ! ::
0 komentar:
Posting Komentar